KUA Kecamatan Bondowoso Wakili Wilker Jember dalam Lomba Anugerah Inovasi Digitalisasi Pelayanan KUA di Hari Amal Bhakti ke-78

  • Bagikan
Kepala Kemenag bersama Kabid Urais Kanwil Kemenag Jawa Timur (tengah) serta tim Penilai Anugerah Inovasi Digitalisasi Pelayanan KUA. (Foto:egp)

Bondowoso (Humas) – Dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti ke-78 Kementerian Agama, Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan lomba Anugerah Inovasi Digitalisasi Pelayanan KUA (Kantor Urusan Agama) tingkat provinsi. KUA Kecamatan Bondowoso terpilih sebagai wakil dari wilayah kerja Jember untuk mengikuti lomba bergengsi ini, yang dihadiri oleh tim penilai dipimpin oleh Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Jawa Timur, Misbahul Munir.

Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Kepala Kemenag Kabupaten Bondowoso, Moh. Ali Masyhur, yang menyampaikan rasa terima kasih kepada Kabid Urusan Agama Islam atas kehadiran dan kepemimpinannya dalam menilai KUA di wilayahnya. “Terima kasih banyak, Bapak Kabid, inilah Bondowoso, kabupaten dengan 23 kecamatan, di mana beberapa bangunan KUA memerlukan penanganan khusus,” ungkapnya, memberikan gambaran mengenai tantangan yang dihadapi di lapangan.

Kabid Urais Kanwil Kemenag Provinsi Jawa timur mencoba layanan digital hotline Whatsapp KUA Kecamatan Bondowoso.(Foto:egp)

Lebih lanjut, Kepala Kemenag Moh. Ali Masyhur menjelaskan, “Untuk Digitalisasi layanan KUA Kecamatan Bondowoso sudah melakukan beberapa inovasi yang insyaallah sudah luar biasa mulai dari Hotline Whatsapp yang siap selama 24 jam nonstop dan inovasi yang lain. Mudah-mudahan, dengan upaya yang kami lakukan dalam lomba ini, kami dapat memperoleh hasil yang maksimal untuk kemajuan pelayanan KUA di Bondowoso.”

Dalam pidatonya, Kabid Urusan Agama Islam, Misbahul Munir, mengungkapkan tantangan penilaian di wilayah yang begitu luas. “Di Provinsi Jawa Timur, terdapat 665 KUA yang tersebar dalam 38 kabupaten dan kota. Dengan kekuatan sumber daya yang ada di Kanwil, rasanya tidak mungkin untuk menilai satu per satu. Oleh karena itu, kami putuskan untuk menilai per wilayah kerja saja.”

Misbahul Munir juga memberikan gambaran mengenai instrumen penilaian yang digunakan. “Ada dua instrumen, mulai dari pemaparan yang nilai maksimalnya 50, dan fakta lapangan yang nilainya juga 50. Saya melihat paparan video dari KUA Bondowoso tadi, sudah sangat meyakinkan,” ungkapnya, memberikan apresiasi terhadap inovasi digitalisasi pelayanan yang telah diterapkan oleh KUA Bondowoso. Seluruh peserta berharap hasil penilaian dapat memberikan kontribusi positif untuk peningkatan pelayanan KUA di wilayah tersebut.(egp)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *